Selasa, 16 Juni 2009

Nasehat Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad Mengenai Bani Alawi

Berkata Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad : “ Tak seorangpun dari Bani Alawi boleh menyalahi cara-cara yang ditempuh oleh sesepuhnya dahulu, dan tidak boleh juga menyimpang dari jalan hidup dan perilaku mereka.." seterusnya dikatakan “sebab jalan mendekatkan diri kepada Allah (thariqah) yang mereka tempuh dibuktikan dengan kebenarannya oleh Al-Qur’an dan Sunnah Rasul SAW, dan berbagai riwayat hadits serta sejarah kehidupan kaum salaf. Dan kaum salaf itulah yang secara berantai menerima peninggalan para sesepuhnya, sampai kepada datuk pertama, Nabiyullah Muhammad SAW. Dalam hal ini masing-masing dari mereka itu mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri..”

Imam Al-Haddad selanjutnya berkata: “Adapun orang dari keturunan Ahlul Bait yang tidak mengikuti jejak para sesepuh mereka yang suci, orang demikian telah kerasukan angan-angan yang merusak disebabkan oleh ketidaktahuan mereka akan soal-soal agama. Meski demikian mereka masih tetap harus dihormati, karena tali kekerabatannya dengan Rasulullah SAW. Ia harus diingatkan dan diberi nasehat-nasehat dan didorong agar mau mempelajari dan mengkaji ilmu-ilmu agama seperti yang dilakukan oleh para sesepuh mereka, banyak berbuat kebajikan, menghayati akhlaq mulia dan berprilaku yang diridhai Allah SWT. Mereka harus diberi tahu bahwa merekalah yang paling layak menghayati kehidupan seperti itu dan lebih wajib daripada kaum muslimin lainnya. Mereka harus diberi peringatan sebaik-baiknya, bahwa nasab (keturunan) saja tidak bermanfaat, tidak akan mengangkat derajat seseorang tanpa dibarengi dengan ketaqwaan kepada Allah SWT, apalagi jika ialebih mengutamakan soal-soal keduniaan, mengabaikan ketaatan dan mengotori dirinya sendiri dengan perbuatan-perbuatan yang menyalahi ajaran-ajaran Allah dan Rasul-Nya.”

Dalam Kitabnya yang berjudul ‘Fushulul’Ilmiyah Wa-Ushulul Hikamiyyah, Imam Al-Haddad berkata: “siapapun yang mendukung ahlulbait, tidak boleh mengangung-agungkannya dan tidak boleh juga memuji-muji orang yang bodoh (jahil) kendati orang jahil itu berasal dari keturunan mulia (syarif) atau keturunan dari kaum salaf (sahabat nabi) yang saleh. Sebab, mengangung-agungkan dan memuji-muji orang ahlul bait secara berlebihan menurut kenyataannya akan dapat membuatnya lengah terhadap agama dan dapat pula nubuatnya merasa bangga di hadapan Allah. Juga dapat menjauhkan diri dari amal shaleh dan membuatnya lalai akan menambah bekal kehidupan akhiratnya. Oarng yang mengagung-agungkan dan memuji anggota ahlul bait hingga tergelincir dalam kebanggaan, sama dengan orang yang berusaha menjerumuskan mereka ke dalam bencana. Jika demikian mereka itu layak menerima murka Allah dan Rasul-Nya, dan dari kaum saleh (shalihin) asal keturunan mereka, yang mereka pandang sebagai sumber kemuliaan mereka, khususnya mereka yng jahil (tidak berilmu)”


sumber:

Sekilas Tentang Kaum Alawiyin (Habaib) –Idrus Alwi.

0 komentar: