Minggu, 05 Juli 2009

Menjadi Remaja yang Dicintai Allah

Allah sangat menyukai seorang pemuda yang waktunya ia gunakan untuk beribadah kepadaNya. Malah Allah lebih menyukainya daripada ibadahnya orang yang telah lanjut usia.

Sementara Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “ Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan beribadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang yang hatinya bergantung kepada mesjid (selalu melakukan salat jamaah di dalamnya), dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk berzina), tapi ia mengatakan: Aku takut kepada Allah, seseorang yang memberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kanannya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kirinya dan seseorang yang berzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya. “ (Shahih Muslim No.1712)

kita semua tahu, masa muda adalah masa keemasan seorang manusia, tahap yang menjembatani antara masa kanak-kanak dan dewasa, juga masa dimana seseorang mulai membentuk karakter dirinya.

Teringat sebuah nasehat dari KH. Abdullah Gymnastiar, bahwa jika di usia 15 s.d 25 tahun dibiarkan sia-sia, maka selepas itu, tinggal ada dua pilihan ; mau jadi mutiara atau mau jadi sampah?”

Kalimat yang amat bijak, kiranya tidak berlebihan yang di katakan oleh Aa Gym di atas. Banyak orang yang baru menyadari betapa pentingnya masa remaja, hingga pada saat senjanya baru ia menyesali, mengapa masa mudanya tergadai percuma hanya dengan hura-hura.

jangan sampai kita tertipu dengan kesenangan dunia, hingga melupakan urusan akhirat. ‘Jadikanlah duniamu sebagai ladang untuk akhiratmu’. Allah telah memberi peringatan kepada manusia agar memanfaatkan waktunya dengan baik :

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S Al-Ashr: 1-3)

Saya kagum dengan salah seorang kakak kelas saya, ketika ia menjadi pembicara pada kegiatan ROHIS di SMU saya, ia bercerita bahwa ketika menjadi ketua OSIS, yang ada dibenaknya hanyalah bagaimana ia bisa memanfaatkan jabatannya itu untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat memperluas syiar Islam. Sekali lagi, saya kagum dengan caranya memanfaatkan kemampuan yang ia miliki, ia pandai menjadi seorang motivator, maka itulah yang terus ia kembangkan untuk membawa manfaat bagi orang lain. Itulah ciri pemuda yang dicintai Allah. Pemuda yang mengoptimalkan potensi dirinya untuk kepentingan agama Allah dan makhluk lain.

Marilah kita mencontohi para sahabat Rasul yang telah menjadi brilian di masa mudanya, seperti Zaid bin Tsabit, Usamah bin Zaid bin Haritsah, Asma’ binti Abu Bakar dan lain-lain. Di usia muda mereka telah memberikan kontribusi bagi perjuangan da’wah Rasulullah.

Janganlah menunggu datangnya masa tuamu untuk memulai ketaatan kepada Allah, tak terhitung nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, sejak dalam kandungan ibu, kita telah diberi rizqi dan perlindungan oleh Allah, ketika sudah dilahirkan, Allah menjaga kita melalui tangan ayah dan bunda, Allah menyayangi kita melalui perhatian dan kasih sayang ayah dan bunda. Namun ketika punggung kita mulai kuat untuk tegak, kaki telah kokoh untuk berpijak, ketika kita tumbuh menjadi manusia baligh yang sempurna, kita lalai atas nikmat Allah, kita durhakai Dia dengan dosa yang kita lakukan tanpa rasa bersalah.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur” (An-Nahl: 78)

Namun, sedikit saja kesulitan menimpa kita, kita mulai berputus asa, entah menyalahkan siapa. Dan mulai menjauh dari Allah. Dan ingatlah, yang menimpa kita terkadang adalah hasil perbuatan kita sendiri

“sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zhalim terhadap diri mereka sendiri (Q.S Yunus : 44)”

“katakanlah, ‘Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk, maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu untuk kecelakaan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu” (Q.S Yunus: 108)

Jadikan dirimu berharga, hilangkan rasa minder, karena minder adalah menganggap diri sendiri cacat, sementara orang lain sempurna tanpa cacat. Bersyukrurlah atas apa-apa yang Allah berikan atas diri kita, apakah itu kelebihan maupun kekurangan. kelebihan yang Allah berikan adalah alasan untuk tidak minder, dan kekurangan yang Allah berikan adalah alasan untuk tidak sombong.

Mari kita menjadi muslim yang istiqomah, tidak taqlid kepada budaya yang berlawanan dengan ajaran Islam. Sebaik-baik ajaran adalah yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.


I’m Proud to be Muslim.


Wallahu a’lam Bishawab.

0 komentar: