Senin, 29 September 2008

ya Rasul, Andai Bisa Kau Ku Peluk!


Saya pernah ditanya oleh seorang sahabat, “kamu sering gag rindu sama Rasul?”

Mendengar pertanyaannya, saya termenung. “hm..iya kadang-kadang”

Sampai sekarang saya masih sering mempertanyakan ucapan saya itu. Apakah saya bohong? Kenyataannya saya baru merasakan rindu pada Rasul yang mulia hanya saat saya membaca sirohnya. Menghaturkan shalawat sepuluh kali saja, saya sering lupa.
betapa hinanya umatmu yang satu ini ya Rasulullah,
untuk menumbuhkan rindu pada Rasulullah, kadang saya mengenang saat-saat kematian beliau. Dimana Ketika hampir menjelang sakaratul maut, beliau masih menyebut-nyebut “ummatii..ummatii…”
ya Rasul, betapa sayangnya engkau pada umatmu…

ada dua kisah yang membuat saya malu sebagai pengikutmu Ya Rasul..

jejak kaki Yang Mulia Nabi Muhammad SAW


Ada seorang lelaki tua, ia adalah seorang petani. Hidupnya sederhana. Ia juga bukan seorang yang pandai. Ia hanya tamatan SD. Namanya Kang Darwan. Orangnya baik hati dan sangat pemurah.
Suatu hari ketika sedang menanam padi, ia berjongkok, dan punggungnya diserempet kereta api.
Kang Darwan terlempar dan luka parah. Ia dibawa ke rumah sakit. Karena merasa ajalnya sudah dekat, ia membisikan sesuatu kepada istrinya. Setelah itu ia meninggal.
Beberapa hari kemudian, pada saat peringatan Maulid, istrinya datang ke rumah salah seorang tetangganya. Ia membawa nasi tumpeng. Si tetangga yang tidak pernah merayakan maulid, lantas bertanya-tanya, akhirnya Istri Kang Darwan menceritakan bahwa sebelum almarhum Kang Darwan meninggal dunia, ia membisikkan pesan ke telinga istrinya bahwa “sebentar lagi peringatan Maulid Kanjeng Nabi Muhammad, jangan lupa bagikan tumpeng untuk para tetangga”
Si tetangga tercenung, “bukannya berpesan tentang sawah, harta atau anak-anaknya, ia malah berpesan tentang maulid Rasulullah, Ya Allah…malunya aku, orang sesederhana Kang Darwan saja memiliki cinta yang begitu besar terhadap Rasulullah”
si tetangga itu adalah Kang Jalaluddin Rahmat.

http://www.freewebs.com/zarq-biru/pics--Nalain%20Mubarak%20(slippers)%20of%20the%20Prophet%20Muhammed%20(saw).jpg

sandal Yang Mulia Nabi Muhammad SAW

Kisah kedua, ada seorang nenek penjual bunga. Ia menjual bunga sambil membawa keranjang. Setiap adzan berkumandang, ia bergegas shalat di masjdi. Dan sehabis shalat, sebelum pulang ia memunguti rumput-rumput yang berserakan di halaman masjid, sehingga halaman masjid itu menjadi bersih. Kebiasaan itu ia lakukan setiap hari. Tapi, diam-diam, pekerjaannya itu diperhatikan oleh para jamaah masjid tersebut. Mereka kasihan melihat seorang nenek renta setiap hari memunguti rumput. Akhirnya, esok hari, sebelum nenek itu datang, penjaga masjid itu lebih dulu membersihkan rerumputan.
Ketika nenek itu datang untuk shalat, keluar dari masjid ia ingin melanjutkan aktivitas hariannya itu. Tapi begitu sedihnya ia ketika melihat halaman masjid itu telah bersih, dan si nenek pun menangis histeris.
Para jamaah kebingungan, lalu mereka memutuskan untuk membiarkan nenek itu memunguti rumput supaya ia senang.
Tapi, para jamaah mendesak seorang ustad yang mereka percayai untuk bertanya kepada nenek itu.
“baiklah, akan ku katakan padamu, tapi kau harus berjanji ini akan menjadi rahasia sampai aku meninggal. Sebenarnya ketika aku memunguti rumput-rumput itu, aku bershalawat pada Rasulullah. Aku ingin rumput-rumput itu menjadi saksi atas shalawat yang ku kirimkan pada Rasul”
Sekarang nenek itu telah meninggal, dan rahasianya telah Qta ketahui.


Subhanallah, kedua kisah itu adalah nyata. Semoga mereka mendapat syafaat Nabi SAW pada hari kiamat, beserta seluruh umatnya yang selalu bershalawat. Amin ya Rabbal Alamin…




0 komentar: