Senin, 29 September 2008

Tokoh Islam Indonesia Idolaku



Nah, tokoh ini saya kagumi sewaktu saya baca buku-bukunya. Saya pribadi kalo lagi baca bukunya seringkali manggut-manggut “oh..iya ya” pokoknya Qta jadi open minded deh, walaupun beliau sempat menuai kontroversi karena bukunya yang berjudul “Islam dan Pluralisme: Akhlak Quran Menyikapi Perbedaan” di dalam buku itu, Kang Jalal dianggap menyesatkan karena mendukung Pluralisme dengan memanipulasi ayat Al-Qur’an *haduh Kang! Gimana nih?” selengkapnya baca di http://abulmiqdad.multiply.com/journal/item/17 , walaupun begitu, saya tetap nge-fans ama Kang Jalal karena kecerdasannya (pakar komunikasi politik + cendikiawan muslim). Oh iya.. jangan ketinggalan baca buku kang Jalal yang judulnya “menguak tabir kegaiban (renungan-renungan sufistik)*


Terus..yang membuat saya kagum dengan Abi Qurasih Shihab *ceilah abi, ngarep banget jadi anak angkat..huehuehue* itu loh, kemampuannya dalam tafsir Al-Qur’an *ini nih, yang bikin saya termotivasi buat belajar tafsir* , karena saya masih o’on banget ama tafsir, aduuhh…ayat ini maksudnya apa yah..bla..bla..bla. aduh friend, kayaknya enak banget yah, kalo Qta pintar tafsir, jadi mengamalkan Al-Qur’an juga gag asal-asalan. Ya gag? Perjalanan pendidikannya baca di
http://id.wikipedia.org/wiki/Quraish_Shihab


hhm...kalo yang ini namanya Imam Syamsi Ali saya langsung kagum pada beliau waktu pertama kali nonton profile-nya di TVone, beliau imam di Islamic Center (masjid terbesar di New York) juga menjadi Direktur Jamaica Muslim Center, sebuah yayasan dan masjid di kawasan timur New York yang dikelola komunitas Muslim asal Asia Selatan, seperti Bangladesh, Pakistan dan India. Wah…hebat ya, ternyata ada tokoh muslim Indonesia yang mempunyai posisi yang membanggakan seperti itu. Selain menjadi Imam di Islamic Center, beliau juga adalah tokoh penengah antara umat muslim dan non muslim di Amerika. Banyak di antara warga AS yang pernah mendengarkan syiar Islam Ustad Syamsi Ali berkunjung ke Islamic Center yang dipimpinnya. Sebagian ingin mempelajari lebih dalam lagi masalah Islam, sebagian lagi malah langsung ingin di-Islam-kan. Selengkapnya baca di
http://musadiqmarhaban.wordpress.com/2007/11/26/ustadz-syamsi-ali-dai-asal-indonesia-di-negeri-paman-sam/ Untuk menyambut lebaran, umat Muslim New York berkumpul di Islamic Center untuk melakukan pawai, ada non muslim yang ngedukung, ada juga yang menghujat. Dan Ustad Syamsi Ali tampak bersikap bijak dan berani, ia menanggap hal itu adalah hal yang biasa. Wah, coba ada ustad-ustad Qta di Indonesia ini yang berani bersuara seperti Ustad Syamsi?

ya Rasul, Andai Bisa Kau Ku Peluk!


Saya pernah ditanya oleh seorang sahabat, “kamu sering gag rindu sama Rasul?”

Mendengar pertanyaannya, saya termenung. “hm..iya kadang-kadang”

Sampai sekarang saya masih sering mempertanyakan ucapan saya itu. Apakah saya bohong? Kenyataannya saya baru merasakan rindu pada Rasul yang mulia hanya saat saya membaca sirohnya. Menghaturkan shalawat sepuluh kali saja, saya sering lupa.
betapa hinanya umatmu yang satu ini ya Rasulullah,
untuk menumbuhkan rindu pada Rasulullah, kadang saya mengenang saat-saat kematian beliau. Dimana Ketika hampir menjelang sakaratul maut, beliau masih menyebut-nyebut “ummatii..ummatii…”
ya Rasul, betapa sayangnya engkau pada umatmu…

ada dua kisah yang membuat saya malu sebagai pengikutmu Ya Rasul..

jejak kaki Yang Mulia Nabi Muhammad SAW


Ada seorang lelaki tua, ia adalah seorang petani. Hidupnya sederhana. Ia juga bukan seorang yang pandai. Ia hanya tamatan SD. Namanya Kang Darwan. Orangnya baik hati dan sangat pemurah.
Suatu hari ketika sedang menanam padi, ia berjongkok, dan punggungnya diserempet kereta api.
Kang Darwan terlempar dan luka parah. Ia dibawa ke rumah sakit. Karena merasa ajalnya sudah dekat, ia membisikan sesuatu kepada istrinya. Setelah itu ia meninggal.
Beberapa hari kemudian, pada saat peringatan Maulid, istrinya datang ke rumah salah seorang tetangganya. Ia membawa nasi tumpeng. Si tetangga yang tidak pernah merayakan maulid, lantas bertanya-tanya, akhirnya Istri Kang Darwan menceritakan bahwa sebelum almarhum Kang Darwan meninggal dunia, ia membisikkan pesan ke telinga istrinya bahwa “sebentar lagi peringatan Maulid Kanjeng Nabi Muhammad, jangan lupa bagikan tumpeng untuk para tetangga”
Si tetangga tercenung, “bukannya berpesan tentang sawah, harta atau anak-anaknya, ia malah berpesan tentang maulid Rasulullah, Ya Allah…malunya aku, orang sesederhana Kang Darwan saja memiliki cinta yang begitu besar terhadap Rasulullah”
si tetangga itu adalah Kang Jalaluddin Rahmat.

http://www.freewebs.com/zarq-biru/pics--Nalain%20Mubarak%20(slippers)%20of%20the%20Prophet%20Muhammed%20(saw).jpg

sandal Yang Mulia Nabi Muhammad SAW

Kisah kedua, ada seorang nenek penjual bunga. Ia menjual bunga sambil membawa keranjang. Setiap adzan berkumandang, ia bergegas shalat di masjdi. Dan sehabis shalat, sebelum pulang ia memunguti rumput-rumput yang berserakan di halaman masjid, sehingga halaman masjid itu menjadi bersih. Kebiasaan itu ia lakukan setiap hari. Tapi, diam-diam, pekerjaannya itu diperhatikan oleh para jamaah masjid tersebut. Mereka kasihan melihat seorang nenek renta setiap hari memunguti rumput. Akhirnya, esok hari, sebelum nenek itu datang, penjaga masjid itu lebih dulu membersihkan rerumputan.
Ketika nenek itu datang untuk shalat, keluar dari masjid ia ingin melanjutkan aktivitas hariannya itu. Tapi begitu sedihnya ia ketika melihat halaman masjid itu telah bersih, dan si nenek pun menangis histeris.
Para jamaah kebingungan, lalu mereka memutuskan untuk membiarkan nenek itu memunguti rumput supaya ia senang.
Tapi, para jamaah mendesak seorang ustad yang mereka percayai untuk bertanya kepada nenek itu.
“baiklah, akan ku katakan padamu, tapi kau harus berjanji ini akan menjadi rahasia sampai aku meninggal. Sebenarnya ketika aku memunguti rumput-rumput itu, aku bershalawat pada Rasulullah. Aku ingin rumput-rumput itu menjadi saksi atas shalawat yang ku kirimkan pada Rasul”
Sekarang nenek itu telah meninggal, dan rahasianya telah Qta ketahui.


Subhanallah, kedua kisah itu adalah nyata. Semoga mereka mendapat syafaat Nabi SAW pada hari kiamat, beserta seluruh umatnya yang selalu bershalawat. Amin ya Rabbal Alamin…




Kamis, 25 September 2008

Ngoreksi Shalat Berjamaah yuk!


Mungkin sering kita alami masalah pelurusan shaf dalam shalat berjamaah. Apalagi shalat berjamaah di masjid..duh, kadang-kadang jadi dongkol kalau ada yang gag mau meluruskan shaf, padahal kan, itu sesuatu yang urgen!

Nah..supaya kita semua tau, saya dah ngutip nih, dari buku saku “renungan SHALAT BERJAMAAH” dari M.Zubaidi…

Dan hal-hal yang sering kita lalaikan adalah…

1. Imam tidak peduli kondisi shaf makmum
Imam harus meluruskan shaf makmum baru memulai shalat. Sebagaimana sabda Nabi SAW di dalam mengomando jamaah sebelum memulai shalat. Beliau bersabda : “hendaklah kamu meluruskan shaf-shaf atau (jika tidak) Allah akan jadikah kamu selalu berselisih” (HR. BUKHARI)
Nabi SAW gag hanya menyuruh meluruskan shaf bahkan beliau bertindak langsung, beliau memegang pundak-pundak para sahabat yang gag lurus untuk diluruskan.
Ibnu Mas’ud ra. Berkata : “ Rasulullah SAW biasa menyentuh pundak-pundak kami lalu berkata : luruslah dan jangan berselisih maka hati-hatimu menjadi berselisih (HR.MUSLIM)
Disini, fungsi meluruskan dan merapatkan shaf bukan supaya syaitan gag masuk menyelinap, tapi agar terjadi kedekatan antar umat muslim, dan gaga ada jarak dan perbedaan antara pejabat dengan sopirnya, atau majikan dengan pembantunya de-el-el.

2. Makmum gag menyadari kewajiban dirinya untuk selalu menjaga lurusnya shaf.
Hadits diatas telah menunjukan betapa meluruskan shaf itu sangat penting. Bahkan mengancam jika umat ini gag meluruskan shafnya, maka Allah akan menjadikan umat ini berselisih.
Disamping itu, Nabi SAW bersabda : “Luruskanlah shaf-shaf kamu, meluruskan shaf itu termasuk dari bagian dari pengegakan shalat” (HR.BUKHARI)
Ini berarti, orang yang gag menjaga kelurusan shafnya belum bisa menegakkan shalatnya secara benar. Sebenarnya, meluruskan shaf itu mudah kok, gini :
- Jika pundak kita agak ke depan atau ke belakang, artinya shaf kita gag lurus, maka dengan sedikit bergeser, shaf jadi lurus ^_^
- Jika ruku’ kaki Qta nampak lebih ke depan atau ke belakang dibanding dengan kaki orang lain, berarti shaf Qta gag lurus, maka dengan sedikit bergeser, shaf Qta jadi lurus ^_^

3. Makmun gag menyadari kewajibannya untuk selalu menjaga rapatnya shaf.
Banyak orang muslim jika shaalt di masjid menganggap sajadahnya atau gambar sajadah di karpet masjid sebagai kaplingan miliknya. Maka, orang itu gag mau bergeser merapatkan diri, meskipun antara dia dan orang disebelahnya ada jarak. Bahkan diantara jamaah ada yang kalu Qta mau merapat, eh…dia malah menjauh *udah gitu pake jutek lagi mukanya..hehe*
Dari Anas ra. Menceritakan : “kami biasa (jika shalat berjamaah) melekatkan pundak kami dengan pundak yang lain dan kaki kami dengan kaki yang lain” (HR. BUKHARI)

4. Makmum membawa anaknya yang masih suka bermain di shaf-shaf depan ketika shalat.
Maka, ketika anak itu pergi, shafnya jadi kosong dan renggang atau ketika anak itu main, bergerak-gerak kerapatan shaf jadi rusak. Boleh jadi kalau anak itu shalatnya bagus, tenang, tidak main-main, tapi keberadaannya di shaf depan bisa menyebabkan anak-anak lain ikut maju ke depan.
Rasulullah telah mengatur tentang penempatan shaf, yaitu anak-anak di shaf anak-anak (belakang shaf bapak-bapak) seperti keterangan Abu Malik Al-Asy’ari ra. Berikut ini :
“aku akan tunjukkan kamu shalat seperti shalatnya Nabi ra, maka ia membariskan bapak-bapak, lalu membariskan putra-putra di belakang shaf bapak-bapak dan memberikan wanita di belakang shaf putra-putra” (HR. AHMAD)

Insya ALLAH bermanfaat nambah ilmu Qta yah sOb..Amin.

Senin, 15 September 2008

JILBAB BUKAN PILIHAN


Suatu hari saya mengirimkan sms terjemahan surah Al-Ahzab ayat 59 : “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.”
Dan beberapa saat setelah itu saya langsung mendapat balasan dari sahabat saya “aduh, wan.. saya belum jadi istri, itu ayat kan untuk para istri, jadi ntar aja deh”
Saya langsung balas sms dia “ayat itu ditujukan kepada seluruh muslimah, bukan hanya untuk para istri”

Saya ingat, di infotaiment seorang artis ibukota pernah ditanya apakah di bulan ramadhan ini ia akan merubah penampilannya? Dia jawab “kayaknya bukan sekarang, mending hati dulu dibaikin, elu mau pakai jilbab tapi kelakuan lu belum baik, apa gunanya? Sama aja kan?”
Mungkin, bagi orang yang sependapat dengan artis itu, ia akan manggut-manggut setuju.
Pertanyaannya : apa perintah berjilbab di ayat tersebut hanya ditujukan kepada wanita-wanita yang mulia hatinya?

saya juga nonton, seorang selebriti memakai jilbab lengkap dengan cadarnya. jujur, saya sangat sakit hati melihatnya. bukannya gimana, katanya, ia mengenakan cadar tsb untuk menghormati bulan ramadhan. saya sakit hati, karena ia mempermainkan suatu hal yang menjadi kewajiban. berjilbab bukanlah suatu penghormatan. tetapi sebuah ketaatan! apalagi besoknya ia memakai pakaian seksi lagi. naudzubillahi min dzalik...
Iman itu tidak bisa dibangun oleh perasaan. Tapi dibangun oleh proses berfikir dan ketaatan.
Coba bayangkan, si A beragama Islam hanya karena turunan dari orang tuanya. Dan ketika ia diajak temannya untuk pindah agama, ia akan langsung mengikutinya karena ia merasakan perasaan senang ketika ia telah pindah agama. Inilah bahayanya jika kita mendasari iman dengan perasaan. Tapi jika ia menggunakan akalnya, memikirkan kebesaran Allah, ciptaan-ciptaan Allah, maka hasil berfikirnya akan melahirkan keyakinan yang kokoh yang akan mendasari akidahnya. Jadi, apapun perintah Allah, ia akan langsung melaksanakannya, karena ia percaya, segala hal yang datang dari Tuhannya adalah demi kebaikannya.

Lalu, bagaimana seorang wanita yang berkhimar (menutup rambutnya. Bedakan khirmar dengan jilbab), tetapi mengapa ia masih merokok? Berarti ia belum bisa merubah kelakuannya?
Jawabnya : iya. Karena mungkin ia hanya menjalankan sebagian kewajibannya, tapi meninggalkan yang lain. Ia shalat lima waktu, puasa ramadhan, bersedekah, tapi satu hal yang ia lupakan. IA TAK MENJAGA PERGAULAN. Islam telah mengatur pergaulan antara laki-laki dengan perempuan.
Tidak benar jika ada seorang muslim/muslimah yang pacaran. Tidak ma’ruf jika ada seorang muslimah berkumpul di tengah-tengah sekumpulan laki-laki yang bukan muhrimnya, dan sebaliknya. Dll.

Trus, bagaimana dengan wanita yang mencoba berjilbab, tapi ia tak biasa, karena mungkin ia merasa panas jika memakai baju kurung dan khimar. Saudaraku, yang pertama kita lakukan adalah memperbaiki niat. Yaitu semata-mata karena Allah, untuk menutup aurat. Bukan hanya karena ingin pergi ke pengajian, atau ke sekolah.

Untuk sahabatku, share with me kalau ada yang ngeganjal di hati…

Rabu, 10 September 2008

HIV AIDS, PENYULUHAN ATAU PEMBEBASAN ???

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Hari gini, siapa yang tidak kenal dengan yang namanya HIV? atau AIDS?

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia. sedangkan AIDS, adalah singkatan dari Acquired Deficiency Syndrome yaitu sekumpulan gejala yang diakibatkan oleh menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia karena terinfeksi HIV.

Biasanya, orang awam kurang paham dengan cara penularan HIV AIDS, mereka sering mengira bahwa HIV AIDS bisa ditularkan melalui kegiatan berenang di kolam renang umum, terkena air ludah atau kencing, buang air besar atau kecil di WC umum, atau melalui alat-alat makan dan minuman. padahal, penularan Virus HIV hanyalah dari darah, cairan alat kelamin, dan air susu ibu (ASI).

informasi mengenai HIV AIDS kini telah sampai di sebagian besar sekolah-sekolah SLTP atau SLTA termasuk juga sekolah saya, melalui pelajaran PIK-KRR (pusat informasi konsultasi kesehatan reproduksi remaja)
dan inilah yang akan saya bahas lebih lanjut:

Di buku materi penyuluhan yang judulnya 'Remaja Sehat? WHY NOT?' terbitan Direktorat Bina Kesehatan Anak Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI Tahun 2007 menyebutkan bahwa ada lima cara pencegahan penyakit HIV AIDS, yaitu (gaya bahasa mengikuti buku):
A = ABSTINENCE atau Amannya sih tidak berhubungan seks
B = BE FAITHFULL atau untuk yang sudah menikah, bagusnya saling setia, berhubungan seks hanya dengan pasangan tetap
C = CONDOM atau Kondom, bagaimanapun, kita tahu bahwa ada juga teman-teman kita yang sudah melakukan hubungan seks. kadang, meskipun mereka sudah berusaha tidak lagi melakukannya, tetapi ada aja yang suka bablas. Nah...buat mereka, kondom adalah satu-satunya cara untuk mencegah tertularnya HIV.
D = DRUG atau gak usah nge-drug atau pakai NAPZA
E = EQUIPMENT atau enaknya pakai alat-alat yang bersih, steril, sekali pakai dan tidak bergantian, misalnya : jarum suntik, pisau cukur, alat operasi, jarum tato, alat tindik, dll

Di dalam buku itu, umumnya juga di buku-buku materi penyuluhan lain atau di seminar-seminar KRR atau HIV AIDS, selalu memberikan solusi pencegahan yang sama kepada remaja agar terhindar dari HIV AIDS, tapi, jika teman-teman lebih kritis, kalimat yang mereka gunakan, seakan-akan memberi keluasaan atau pilihan kepada teman-teman para remaja untuk mau melakannya atau tidak. sebagai contoh,

POIN A , kata 'amannya sih tidak berhubungan seks' = sama sekali tidak menegaskan keharusan kita untuk tidak melakukan hubungan seks. hanya mengatakan 'amannya sich', berarti hanya sekedar memberi pengetahuan bahwa akan aman jika tidak berhubungan seks. bukan melarang. akibatnya, remaja akan mencari cara yang aman untuk melakukan hubungan seks.

POIN B, apa salahnya kita langsung to the point bilang 'jangan melakukan perzinahan', sedangkan kalimat di atas secara tidak langsung membolehkan hubungan seks dengan bertukar pasangan, tapi, bagusnya setia hanya dengan satu pasangan.

POIN C, nah...ini dia, kalimatnya seakan memberi kebebasan dengan memberikan solusi kondom pada remaja yang kebablasan dan tidak bisa menahan keinginan berhubungan seks di luar nikah (berzina)! seakan-akan seperti ini "ya udah, gak apa-apa kalo kamu mau berhubungan seks, tapi inga ya! harus aman! pakai kondom!"
di pelajaran KRR, siswa sudah diberi tahu bagaimana caranya memakai kondom. ditambah lagi di adakannya ATM kondom, free seks makin merajalela...
pertanyaannya, mau jadi apa remaja kita jika terus di bebaskan melakukan free seks??? apalagi, menurut penelitian virus HIV lebih kecil ukurannya dari serat-serat bahan kondom tersebut, sehingga virusnya sangat mungkin untuk masuk. jadi, apakah ini satu-satunya solusi??

POIN D dan E, kata 'gak usah' dan 'enaknya' seperti di poin A sama sekali tidak menunjukan penegasan akan bahaya kita menjauhi drug dan alat-alat yang tidak steril. seharusnya mereka menggunakan kata 'jangan'
coba teman-teman bandingkan, kata 'gak usah' dengan kata 'jangan' :
"kamu gak usah jemput aku bentar malam"
"kamu jangan jemput aku bentar malam"
kalimat pertama, jika ada seseorang yang berkata pada kita, otomatis kita masih akan berfikir dan masih berniat untuk menjemput dia walau ia mengatakan tidak perlu. sedangkan kata 'jangan', pasti kita sudah tidak berniat menjemput dia, karena ia sudah menolak dengan tegas.

sebagai remaja yang juga mendapat pengetahuan PIK-KRR di sekolah, sebenarnya saya kecewa dengan materi penyuluhan tersebut. karena untuk remaja yang terbiasa melakukan hal-hal negatif bisa saja merasa di beri kebebasan untuk menentukan pilihannya sehingga mereka jadi makin tak terkontrol dan ketika ditanya, bisa saja mereka memberikan alasan seperti poin-poin di atas. satu lagi, di banyak materi PIK-KRR, sangat jarang sekali disinggung mengenai pentingnya peran agama secara lebih spesifik untuk mencegah free seks, narkoba atau HIV AIDS, padahal, agama adalah benteng yang paling kokoh untuk mencegah perbuatan buruk manusia..


Sekian, untuk sobatku, teriakan PRESTASI YESS! HIV NO!!!


wassalam :)